![]() |
Fanatisme Berujung Anarkisme, Momentum Perbaikan Manajemen Suporter Indonesia |
JAKARTA â" Kasus tewasnya Ricko Andrean Maulana dapat menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan manajemen suporter di Indonesia. Suporter Persib itu tewas mengenaskan, akibat tindak penganiayaan yang diduga salah sasaran saat menyaksikan pertandingan panas Persib menghadapi Persija Jakarta dalam lanjutan liga liga 1 di Stadion GBLA beberapa waktu lalu.Tragedi yang menimpa Ricko bukanlah kali pertama terjadi dalam persepakbolaan di Tanah Air. Berdasarkan catatan Save Our Soccer (#SOS), lembaga pemerhati sepak bola nasional, terhitung sejak 1995, telah ada 56 orang tewas akibat bentrokan antarsuporter sepak bola di Indonesia.Kasus kematian Ricko lantas menjadi sorotan tajam banyak pihak, termasuk di kalangan suporter sepak bola sendiri. Ricko diketahui adalah anggota Bobotoh yang justru tewas oleh para oknum rekannya sendiri, yang mengira sebagai suporter Persija (Jakmania).Ricko menjadi martir saat mencoba melindungi suporter Persija yang tengah dianiaya oleh oknum Bobotoh. Tragis memang, karena di saat Ricko sedang berusaha membangun kedamaian antarsuporter, justru pemuda 22 tahun itu mesti kehilangan nyawa."Pelampiasan dan bully yang selama ini terjadi menjadi pelajaran bahwa fanatisme yang berlebihan, dapat mengakibatkan emosi kebablasan, hingga akhirnya kena rekan sendiri," ucap Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil saat menjenguk Ricko di rumah sakit sebagaimana dikutip dari Antaranews.com.Sebenarnya, langkah antisipasi bentrok antarsuporter di Stadion GBLA Bandung telah dilakukan panitia. Apalagi memang rivalitas antarsuporter Persija dan Persib telah sejak lama rawan kerusuhan. usaha yang dilakukan di antaranya menyiapkan 3 layar besar di luar stadion untuk menampung animo warga, khususnya pengemar klub tuan rumah yang tak kebagian tiket masuk ke dalam stadion.Sweeping ketat terhadap kemungkinan suporter membawa benda tajam dan benda berbahaya lainnya, juga telah dilakukan oleh panitia, dibantu aparat kepolisian di setiap pintu masuk stadion. Namun, tetap saja polisi dan panitia juga manusia, yang tak luput dari kekurangan dan kesalahan. Insiden pelemparan botol masih saja terjadi di dalam stadion saat pertandingan Persib vs Persija berlangsung.Menyusul insiden ini, PSSI berencana membentuk divisi khusus dalam organisasinya yang bertugas melakukan pendekatan terhadap suporter dan komunitas sepak bola. Tujuannya, mencegah kembali terjadinya kekerasan antarsuporter di Indonesia."PSSI mengetahui bahwa perhatian terhadap fans di Indonesia butuh mendapatkan porsi khusus. Divisi khusus area fans dan community engagement ini, secara langsung akan bertindak untuk mengatasi hal-hal dan kejadian sekitar fans dan suporter sepak bola Indonesia," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria.
Sumber : bola.okezone.com
0 Comments