Suporter Tewas di Stadion Patriot, Polisi Janji Akan Evaluasi Pola Keamanan

Suporter Tewas di Stadion Patriot, Polisi Janji Akan Evaluasi Pola Keamanan
Suporter Tewas di Stadion Patriot, Polisi Janji Akan Evaluasi Pola Keamanan
Suporter Tewas di Stadion Patriot, Polisi Janji Akan Evaluasi Pola Keamanan

BEKASI - Kasus tewasnya supporter Indonesia, Catur Yuliantono (32), saat pertandingan sepakbola Timnas Indonesia vs Timnas Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Sabtu 2 September 2017 dianggap sebuah insiden dari lengahnya pengamanan saat pertandingan tersebut.

Namun demikian, Kapolres Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Hero Henrianto Bachtiar membantah seandainya pengamanan yang dilakukan dalam pertandingan itu lengah. Sebab, pihaknya menyiapkan personil sekitar 1400 lebih atau lebih banyak dari pertandingan Persija di stadion.

Padahal, kata Hero, suporter yang ada saat ini tidak terlalu banyak, hanya 15 ribu, dibanding jumlah suporter Persija yang tentu lebih banyak lagi saat kesebelasan Persija bertanding hingga  bisa memenuhi seluruh tribun termasuk di luar stadion.

"Saat pertandingan pertandingan Persija saja kami mampu mengamankan pertandingan sampai selesai. Adapun kejadian yang dialami Catur ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk mengubah pola keamanan," pasti Hero.

Hero menjelaskan, kalaupun ada yang menyebutkan korban tewas terkena sebuah benda yang mengarah kepadanya ada mungkin ada didekatnya hingga mengakibatkan korban mengalami luka bakar dan meninggal, dapat saja benda itu masuk lewat celah-celah yang tak terpantau.

“Seperti teman-teman lihat, di area stadion banyak sekali celah-celah untuk dapat memasukan alat apapun ke dalam stadion. Dan saya dapat pastikan kemungkinan alat itu masuk lewat pintu yang dibuka olehnya dan dijaga petugas sangat kecil sekali,” lanjutnya.

Lebih jauh, diakui Hero juga, pengamanan yang dilakukan pihaknya antara pertandingan Persija dan kemarin ada sedikit perbedaan juga. kalau saat pertandingan Persija, polisi mampu menjaga situasi berkat bantuan koordinator wilayah (korwil) fans club sepak bola tersebut, beberapa hari sebelum pertandingan.

Dan pada pertandingan Persija itu juga, Hero menambahkan, para korwil rutin melarang berbuat anarkis dan tak membawa senjata yang mengancam keselamatan suporter lain.Berbeda dengan suporter Timnas Indonesia yang bukan memiliki korwil untuk mengatur pengemar tim sepakbola andalannya.

“Tapi saya bukan menampik petugas kerap menemukan senjata tajam berupa pisau lipat dan korek gas pada suporter Persija. Hanya saja, dengan kehadiran korwil tetap membantu kelancaran pertandingan dengan sepak bola. Berbeda dengan Timnas Indonesia yang tidak ada korwil nya," tandas Hero.


Sumber : bola.okezone.com

Post a Comment

0 Comments