Timnas Indonesia U-19 Punya 3 Kekuatan, Formasi Tradisional Kuncinya

Timnas Indonesia U-19 Punya 3 Kekuatan, Formasi Tradisional Kuncinya
Timnas Indonesia U-19 Punya 3 Kekuatan, Formasi Tradisional Kuncinya
Timnas Indonesia U-19 Punya 3 Kekuatan, Formasi Tradisional Kuncinya

INSAN sepakbola Indonesia bangga luar biasa pada perhelatan Piala AFF U-18 2013. Setelah menanti 22 tahun, Timnas Indonesia U-19 tampil sebagai juara selesai mengalahkan Vietnam 7-6 lewat drama penalti.

Sorak sorai dari Sabang hingga Merauke menggema sebagai wujud apresiasi terhadap perjuangan Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan. Terlebih, Indonesia sama sekali tidak diunggulkan.

Sukses Indonesia memperoleh kemenangan tidak lepas dari peran Indra Sjafri. Arsitek lapangan hijau ini mampu membentuk club yang benar-benar solid di semua lini.

Sayangnya, Indra mesti berpisah dengan pasukan yang disaring dari berbagai daerah. Indonesia pun gagal mempertahankan gelar pada 2014, absen di 2015 dan terpuruk di 2016. Pada 2014 dan 2016, Indonesia bahkan bukan mampu lolos dari fase grup.

Kegagalan memang pengalaman paling berharga. tapi alangkah arifnya, bila keberhasilan Timnas Indonesia yang ditonjolkan. 4 tahun silam, Merah Putih memiliki 3 kekuatan yang menjadi perhatian Indra.

Indonesia dapat juara karena 3 hal yakni kehendak tuhan, ketahanan fisik pemain, dan formasi tradisional. Bagi Indra, ketiga aspek tersebut menentukan kejayaan Indonesia.

Pelatih kelahiran 2 Februari 1963 itu selalu meminta anak asunya berdoa ketika berangkat dari tempat menginap. Permintaannya tidak muluk, hanya ingin membahagiakan bangsa Indonesia.

Kekuatan berikutnya adalah seleksi pemain yang sangat terukur. Jagan pernah bermimpi masuk skuad bila seorang pemain memilki VO2Max di bawah 50. Tentu penilaian skill, fisik, kecerdasan taktikal dan mental juga menentukan.

Ketika semua aspek tersebut terpenuhi, Indonesia bukan membutuhkan persiaan panjang sebelum terjun di pentas internasional. Kualitas merata membuat para pemain gampang dibentuk menjadi satu klub tangguh.

Kemudian, kemenangan satu tim sangat erat kaitannya dengan formasi. Indra justru penganut formasi tradisional yakni 4-3-3. Para pemain belia yang direkrut dari pelosok negeri tak faham format 4-4-2. Mereka hanya tahu posisi kanan luar, kiri luar, dan satu striker. Kondisi ini membuat Indonesia memiliki winger berlimpah dan bagus-bagus.

Sebenarnya, formasi, pola, bukanlah pelatih yang mesti memaksakan, tapi tergantung kesiapan pemain. Dengan pemain sayap hebat, diputuskan formasi 4-3-3. Formasi ini patut dipelajari, karena jarak antar pemain dekat.

Semoga dengan 3 kekuatan ini, Indonesia mampu kembali menjadi yang terbaik. Indonesia akan menghadapi Thailand pada semifinal Piala AFF U-18 di Stadion Thuwunna, Jumat 15 September 2017 sore WIB.


Sumber : bola.okezone.com

Post a Comment

0 Comments