"Kami
dari manajemen akan melakukan langkah hukum. Kalau secara jurnalistik
mungkin akan mengadu ke Dewan Pers, tapi kalau ranah pidana bisa tempuh
jalan lain," kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi, Ahad, 6 Januari
2019.
Candra, yang saat itu menjabat sebagai
direktur tim, menegaskan secara resmi klub tidak pernah mengambil
keputusan atau ada perintah untuk mengatur pertandingan. "Saya sudah
tegaskan itu tidak ada," kata pria asal Bojonegoro tersebut.
Menurut dia, Jawa Pos melakukan blunder
dengan menulis cerita tersebut. "Memang Persebaya saat itu kalah 0-1
karena memang secara teknis kami kalah." Karena itu dalam waktu dekat
pihaknya akan segara melakukan langkah hukum.
Laporan investigasi Jawa Pos
berjudul "Green Force pun Terseret" menyebutkan siang hari sebelum
pertandingan, Vigit Waluyo dan Cholid Goromah bertemu dengan ofisial
Kalteng Putra di Vasa Hotel di Jalan HR Muhammad, Surabaya.
Dalam
pertemuan itu ada kesepakatan Persebaya akan kalah sehingga Kalteng
Putra bisa lolos ke babak 8 besar Liga 2 sebagai juara grup C. Status
juara grup akan membuat Kalteng bertemu PSMS Medan, klub yang berupaya
dihindari Persebaya.
Dalam negoisasi
itu disepakati angka Rp 500 juta sebagai bonus kekalahan buat Persebaya.
Versi lain menyebut Rp 650 juta. Malam setelah pertandingan, sumber Jawa Pos mendegar Vigit menelepon manajer Persebaya saat itu, Chairul Basalamah.
0 Comments